Pages

Sabtu, 01 September 2012

Holly Ied Mubarak #dinictionary

-->
Subuh menjelang begitu hangat, ringan ku rasa saat mengusapkan kedua tangan setelah memanjatkan doa, setelah sujud subuhku. Kemudian aku bergegas mandi dan bersiap menuju seruan kemenangan.

Rok hitam panjang berpotongan lebar entah apa nama jenisnya, yang kerap disebut keponakanku seperti rok cinderella, ku kenakan dipadukan dengan atasan kaos hitam berlengan seperdelapan. Hijab ungu berhias bunga bermanik mutiara putih kusematkan sesederhana mungkin dikepalaku yang masih lembab. Make up tipis setelah berwudhu membuatku terlihat sedikit cerah, berharap bisa menutupi sembab diseluruh wajahku. Kurasa ini pilihan busana yang tepat untuk Idul fitriku tahun ini. Hitam ? Ungu ? entahlah, hitam memang salah satu warna kesukaanku dan sepertinya cocok ku padankan dengan Hijab ungu cantik berbahan woll kado lebaran dari sahabat nasraniku di Bali. Aku menatap cermin di depan meja makan berputar putar meyakinkan diri, bahwa tak mengapa tak harus tampil serba putih. Hey, its ok!! dari depan garasi Ayahku menatapku dan tersenyum.

Menuju Masjid untuk melaksanakan sholat Ied, aku menyusuri jalan kecil di gang sebelah rumah bersama keponakan laki lakiku yang beranjak remaja. Manatapku seakan ingin bertanya tapi diurungkannya...kami berjalan beriringan dalam diam. Masjid letaknya hanya beberapa meter dari halaman rumah kami, dalam lima menit aku sudah berada di syaff  wanita, berpisah pintu masuk dengan keponakanku. 

Duduk di syaf kedua, diantara ibu-ibu yang hanya kukenali wajahnya. Pelan ku dengar suara mamaku memanggil dari belakang, ternyata beliau mengambil syaf ke tiga didekat dinding masjid. Mamaku tersenyum melihatku, senyum penuh makna.

Segera ku kenakan mukenah putihku, duduk tenang menunggu segera dimulainya ibadah sholat sunah yang selalu membahagiakan ini. Terdengar jelas dan lantang, suara Ayahku mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil... takbir kemenangan. Rasa haru menyeruak didadaku, tangispun tak sanggup kubendung. Saat itu aku tak perduli lagi dengan suasana sekitarku, tatap penuh tanya ibu ibu dikanan kiriku. Aku merasa seolah hanya di sana  hanya ada aku bersama Penciptaku.

Tersadar saat terdengar seruan yang mengingatkan tata cara pelaksanaan sholat. Disusul seruan panggilan imam tanda akan segera dimulainya sholat. Dan khitmad dan suasana khusuk pun ku nikmati sepenuhnya selama ‘berbincang’ dalam takbir dan sujud kemenangan berjamaah itu.

Sepanjang khotbah setelah sholat, masih sibuk ku usap air mata yang tak henti mengalir, dalam hati berseru memohon ampunan dan petunjukNya. Doa yang dipimpin imam tlah usai diiringi seruan ‘Aamiin’ para jamaah yang bergema bersautan . Rangkaian ibadah sunnah ini pun ditutup dengan saling bersalaman dengan para jamaah.

Kuhampiri mamaku disyaf belakang. Dalam hati sekali lagi bersyukur aku tak bersebelahan dengan  beliau, pasti akan membuat beliau kebingungan dengan keadaanku selama di masjid tadi. Menahan air mata saat mencium kedua pipi nya, kemudian kami berpisah pintu keluar masjid. Mama ku masih menyalami beberapa ibu-ibu pengurus pengajian. Dan aku melangkah seorang diri menunduk diatara ratusan jamaah. 

Tersentak seketika ketika kudengar namaku dipanggil seorang ibu yang blakangan baru ku tau bernama Bu Slamet. Beliau memanggil namaku jelas, aku menoleh kemudian beliau menyalamiku dan memelukku. Mencium kedua pipi dan berkata ‘cah ayu semoga Allah selalu memberkahimu, berbahagialah nduk’. Aku terdiam sampai lupa berucap sepatah katapun. Aku tak menyangka sama sekali. Segera ku Aamiin kan doa tulus seorang ibu yang bahkan tak ku kenal dekat, tapi beliau tau namaku. 

Allahu Akbar

Aku menyusuri jalan pulang kerumah bersama jamaah lain, yang merupakan tetangga di sekitar rumahku. Menggandeng lengan kecil Keponakan perempuanku yang ternyata  tadi mendapat syaf di halaman masjid bersama mamanya. Dengan lincahnya berhasil menemukanku diatara para jamaah yang bersalam salaman. Jihan cantik dalam busana muslimah kuningnya. Bergelayut manja sambil mengagumi dan berulang ulang meminta kelak aku memberinya rok cinderella itu.

Saat itu entah dari mana asalnya, hatiku merasa hangat, hatiku haru, hatiku serasa mendapat jawab akan kerinduaan yang belakangan menyelimutinya. Seakan  semua rasa, beban tiba tiba lenyap begitu saja. Ada lega yang tak terucap. Ada keringanan terasa seketika. Dan aku bahagia!

Alhamdulillaah, Segala Puji Bagimu Tuhan uhan Sekalian Alam. Terimakasih Allah...


Bahagia ini bukan sederhana tapi luar biasa mewah dalam pelukMu. Ied Mubarak.









0 comments:

Posting Komentar

 

Copyright © diendong. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver