Pages

Kamis, 22 Agustus 2013

Sesal...



Diantara tumpukan kerjaan, diantara keramaian hilir mudik teman seruangan. Aku “mencuri” waktu menuliskan ini. Gak memperdulikan deadline yang ditempel di memo sudutan meja. Aku bahkan gak bisa konsentrasi, gak fokus sama sekali. Hufft...

Kurang tidur, kepala sakit, mata sembab dan badan seperti melayang. Salah siapa? Yaa salahku sendiri. Bisa ditebak kenapa? Tertidur dengan posisi badan yang salah lengkap dengan baju dan jins yang gak aku ganti dengan piyama tidur. Lampu kamar yang masih menyala terang. Terlelap diantara tumpukan bantal yang lembab karena basah. Basah? Iya aku menangis (lagi) :/

Mengingat ngingat kembali tentang hal yang aku permasalhkan dua hari belakangan ini. Mengingat ngingat bagaimana reaksiku tentang hal itu. Mengingat ngingat bagaimana emosiku meluap menguasai hati dan pikiran sehat. Mengingat ngingat bagaimana intuisiku yang biasa tajam bahkan gak berfungsi sama sekali. Mengingat ngingat bagaimana sikapku yang kolokan dan nyaris seperti bukan wanita dewasa. Oh.. kepala ku sakit, migren sepertinya, reaksi normal yang sering banget aku alami setelah otak dan hati tak mampu menampung letupan pikiran dan analisa liarku. Damn...

Semalam, setelah tak ada lagi balasan pesan darimu, hanya ada keterangan centang satu di setiap whatsapp messanger terakhirku yang menandakan bahwa pengguna layanan sedang tidak online dan setelah  banyak text message yang bertubi-tubi kukirim serta setelah memastikan hp nya non aktip kemungkinan karena low batt... ku buka handphoneku. Kubaca ulang semua whatsapp messanger yang ku kirim ke dia. Satu persatu kubaca ulang dimulai dari pesan terakhir yang masih tercentang satu dan terus ke atas sampai di pesan yang menunjukan keterangan waktu hari Senin lalu. Aku baca pula semua text message yang juga aku kirimkan ke dia disaat yang bersamaan dengan waktu aku mengirim whatsapp messanger. Aku terdiam setelahnya, air mata mengalir deras dan menyadari betapa emosi dan ego ku menguasai setiap kata yang kuketik dalam setiap pesan yang ku kirimkan untuk nya. Gosh... makin nyeri hati rasanya ngebayangin gimana rasa nya ia saat membaca semua itu. Oh God, bahkan aku sendiri merasa sedih membayangkan ia yang (mungkin) sedih, merasa gak nyaman dan apalah itu atas semua tulisanku, dan semua karena emosi dan egoku yang tak terkendali. 

Dengan sengaja menuliskan semua kekesalan, kekecewaan dan semua yang kurasain. Dengan sengaja mengatakan padanya bahwa aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. Kemudian dengan sengaja membandingkannya. Bahkan dengan sengaja mengirim poto masa lalu. Dengan sengaja membuatnya merasa bersalah. Dengan sengaja dan semua dengan sengaja. Emosiku benar-benar meluap dan aku dengan sengaja bahkan dengan vocalnya bersuara bahwa aku marah aku sedih aku kesal. Semuanya.
Entah apa yang aku pikirkan... seperti anak kecil kolokan yang tak pernah kecewa sebelumnya. stupidity.

He hurts me. I hurt him more. Then I said I hate him and goodbye when all I wanted to say was ‘I need you’. But, the ego has landed...

Terbangun subuh sekitar jam 5, mendapati tak ada pesan apa pun dari nya seperti hari-hari sebelumnya, rasanya...sedih. entah sampai kapan masalah ini berlarut. I dont know.

God pliss help me. Help us. Honestly, I dont need him. I need us. 
Well, dibilang nyesel yaa nyesel tapi gak ada guna nya... smoga gak keulang masalah seperti ini, segera selesai dan everything gonna be okey ( setidaknya seperti yang ku mau :/ ) I hope...

Missing him~




 

Copyright © diendong. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver