Namun keriuhan nyatanya hanya berdiam dalam otakku. Semestaku
hening. Hanya degup jantung yang terdengar dan jari jari yang gemetar.
Berulang jari sibuk mengetik untik kemudian dihapus. Lalu diketik
kembali dan berakhir dengan dihapus. Apalagi menghubungi. Seketika kelu.
Di sudut sepi dalam ruang hatiku, cinta kepada benci: “aaah
tadi kupikir adalah waktu yang tepat bahwa kita akan dikeluarkan dari dalam
ruang gelap dan ini.” Ucapnya lirih.
Dan aku yang kerdil ini seperti biasa menghibur diriku
sendiri menyampingkan hati dan nurani.
Menatap deretan angka asing ini. Yaaaa no baru ponselmu.
0 comments:
Posting Komentar