Sabtu,
sehari sebelumnya dan bahkan jauh hari sebelum hari ini, aku merasa
tidak excited dan tidak mau menspecialkan hari ini, meskipun walau
bahagaimana pun pasti tetaplah istimewa. Entahlah belakangan dari dua
tahun blakangan setiap hari lahir menjelang aku merasa semacam syndrome
blue born.. halaaah istilah apa ini. Yang jelas aku merasa malas dan
tidak mau diheboh-hebohkan dan semacam itulah.
Entah
karena kegaulan apa, atau pengaruh dari beberapa masalah yang sedang
aku hadapi atau apalah itu, jujur aku hanya ingin melewatkan pertambahan
umur dan pemendekan usia ini hanya sendiri. Dan Orang-orang terdekat
tersayang ? Ortu ? aku hanya ingin minta doa dari mereka keesokan
harinya. Sahabat ? hmm cukup lewat BBM, Tweeter dan fb sajalah. Orang
tercinta seperti tahun lalu ? aku rasa tahun dan keadaan kami belakangan
menjadi momok besar pemicu salah satu kegundahanku dan begitulaah...
So,
Entah dengan sholat Tahajud saja kah kemudian tidur aku ingin
melewatkan moment ini sendiri. Tapi justru yang terjadi adalah.....
Sedari
Sabtu pagi, aku sudah merencanakan mau berburu beberapa keperluanku di
salah satu Mall. Disusul kabar dari salah seorang teman sebut saja Wiga
yang hendak ikut menyusul dan spending shopping time with me. Begitu
kami nertemu di Mall ternyata ada salah seoranng sahabat laki-laki ku
turut serta. Agak bingung juga aku, tumben-tumbenan temen ku ini mau
ikutan shopping-nya wanita. dan ternyata satu lagi sahabatku menyusul,
so akhirnya kami menghabiskan siang itu di salah satu coffee shop sambil
nothing to do selain ngopi nyemil bergembira dan rumpi-rumpi khas kami.
Aku sama sekali tak merasa aneh.. yaa karen kami memang sering seperti itu, unplaning..
Waktu
menunjukan tepat jam 2 siang, kami bubaran karena aku dan wiga sudah
berjanji dengan sabahat kami yang lain untuk sesi poto-poto suka-suka
sore ini.
Sesi
poto-poto suka-suka berjalan seru, dari serius sampai gokil-gokilan
membuat waktu tak terasa berlalu begitu saja. Diakhiri makan malam
bersama dan aku sama sekali tak menginginkan sesuatu special untuk
diriku sendiri. Selepas itu aku masih enggan pulang ke rumah, bercerita
dan menangis haru bersama wiga menjadi pilihan paling kuinginkan saati
itu. Sampailah waktu aku harus pulang karena waktu menunjukan pukul
setengah sebelas malam. Sudah larut dan malam minggu pula tetap tidak
membuat aku ingin segera menyendiri. Sampailah untuk kesekian kalinya
Wiga mengingatkan ku untuk segera pulang karena Mama ku pasti khawatir.
Dan aku pulang......
0 comments:
Posting Komentar